Pasien Tak Disiplin, Brebes Butuh Fasilitas Isoman Bagi OTG COVID-19

 BREBES – Fasilitas khusus isolasi mandiri (isoman) bagi pasien COVID-19 kategori Orang Tanpa Gejala (OTG) di Kabupaten Brebes sangat dibutuhkan. Pasalnya, pasien OTG selama ini kurang serius menjalani isoman, sehingga terjadi peningkatan pasien kontak erat dengan kasus COVID-19.

Bahkan berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Brebes, kasus positif COVID-19 secara komulatif hingga hari ini mencapai 1939 pasien. Dari jumlah itu, 209 dirawat dan 757 melakukan isolasi mandiri. Kemudian, 869 pasien sembuh dan 104 pasien meninggal dunia.

“Satu penyebab meningkatnya kasus COVID-19 di Brebes terjadi karena pasien kontak erat dengan kasus Corona tidak melakukan isolasi secara serius. Di wilayah Brebes Selatan, isolasi dan karantina yang disiplin ini yang kita masih PR besar,” kata Kepala BLUD UPT Puskesmas Bumiayu, Brebes, dr Ali Budiarto, Jumat (11/12/2020).

Kepala BLUD UPT Puskesmas Bumiayu, Brebes, dr Ali Budiarto

Selain soal kedisiplinan, lanjut dia, pasien OTG tetap beraktivitas seperti biasa lantaran tuntutan ekonomi. Selain itu, mereka yang melakukan isoman juga terkendala kebutuhan pokok sehari-hari baik buat keluarga ataupun pasien OTG sendiri.

“Beberapa alasan itu membuat pasien OTG tetap beraktivitas. Karena sampai saat ini tidak ada fasilitas yang disediakan Pemkab, kecamatan maupun desa, isolasi mandiri akhirnya dilakukan di rumah masing-masing. Paling tidak ada fasilitas khusus bagi OTG yang dalam kondisi tertentu,” ungkapnya.

Ia khawatir, jika tak segera disiapkan fasilitas khusus bagi OTG dalam kondisi tertentu, angka kasus positif COVID-19 di Brebes akan terus naik. “Kalau tersedia fasilitas khusus OTG untuk isoman, petugas bisa memantau kedisiplinan secara efektif, sehingga angka kesembuhan pasien juga akan meningkat,” jelasnya.

Ali mengungkapkan, angka konfirmasi positif COVID-19 di wilayah Puskesmas Bumiayu mencapai 185 kasus. Rinciannya sembuh 88, isolasi mandiri 83, dirawat 0 dan meninggal 14 orang. Kemudian 185 kasus positif COVID-19 ini tersebar di Desa Jatisawit (29), Negaradaha (6), Kalierang (48), Langkap (7), Adisana (9), Penggarutan (5), Dukuhturi (26) dan Bumiayu (55)

Selain kedisiplinan bagi OTG, Ali membeberkan jika kedisiplinan warga dalam melaksanakan protokol kesehatan juga masih rendah, termasuk masih adanya sejumlah kegiatan yang melibatkan banyak orang.

Untuk diketahui, pekan lalu Pemerintah Provinsi Jawa Tengah atau Pemprov Jateng berencana mendirikan pusat karantina atau tempat isolasi bagi pasien COVID-19 secara terpusat. Hal tersebut dilakukan menyusul masih tingginya angka penularan COVID-19 akibat isolasi mandiri yang kurang disiplin dari pihak yang terpapar virus.

Rencana pendirian pusat karantina pasien COVID-19 disampaikan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, seusai mengikuti rapat koordinasi (rakor) penanganan COVID-19 melalui video conference. Bahkan, rencana mendirikan tempat isolasi atau pusat karantina COVID-19 muncul setelah Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyebut jika Jateng saat ini masih mengalami kenaikan kasus COVID-19, dengan klaster terbanyak dari keluarga.

Tempat isolasi terpusat perlu ditambah agar pengawasan dan penanganan terhadap pasien COVID-19 bisa lebih terkontrol, sehingga angka kesembuhan mengalami peningkatan. (*)

Editor: Muhammad Abduh

Comments